Ilustrasi |
KALTIM,
SANCA NEWS.COM - Sebanyak
450 prajurit dari Batalion Infanteri (Yonif) Raider 303 Kostrad diberangkatkan
ke Tarakan dari Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Kalimantan Timur. Prajurit tersebut
akan menggantikan Yonif 144 Jaya Yudha untuk menjaga perbatasan
Indonesia-Malaysia.
Panglima Kodam VI/Mulawarman Mayjen Subiyanto mengatakan prajurit tersebut tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas). Mereka diberangkatkan dengan KRI Teluk Hading 538, kapal pendarat dan angkut pasukan dari Armada Timur TNI-AL.
"Keberadaan Satgas Pamtas ini memberikan efek tangkal bagi pihak mana pun yang berniat mengganggu keutuhan dan kedaulatan wilayah Indonesia, sekaligus menjadi jaminan bagi masyarakat Indonesia untuk dapat beraktivitas sehari-hari dengan nyaman dan tenang," ujar Mayjen Subiyanto dilansir Antara, Senin, 24 Juni 2019.
Panglima Kodam VI/Mulawarman Mayjen Subiyanto mengatakan prajurit tersebut tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas). Mereka diberangkatkan dengan KRI Teluk Hading 538, kapal pendarat dan angkut pasukan dari Armada Timur TNI-AL.
"Keberadaan Satgas Pamtas ini memberikan efek tangkal bagi pihak mana pun yang berniat mengganggu keutuhan dan kedaulatan wilayah Indonesia, sekaligus menjadi jaminan bagi masyarakat Indonesia untuk dapat beraktivitas sehari-hari dengan nyaman dan tenang," ujar Mayjen Subiyanto dilansir Antara, Senin, 24 Juni 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai
artikel ini?
Satgas
Pamtas akan mengamankan wilayah teritorial Kodam VI/Mulawarman sepanjang 1.038
kilometer (km), melewati Kabupaten Mahakam Ulu di Kalimantan Timur, dan
Kabupaten Malinau serta Kabupaten Nunukan di Kalimantan Utara. Prajurit yang
bertugas tidak hanya mengecek patok tanda perbatasan (patroli patok) kedua
negara, mereka juga akan terlibat dalam kegiatan sosial bersama masyarakat
setempat. Seperti mencegah peredaran narkoba, pembalakan liar, dan penambangan liar,
hingga upaya penyelundupan.
Selain itu, para prajurit akan terlibat dalam berbagai kegiatan bakti TNI, antara lain menjadi guru, membantu guru setempat mengajar di sekolah dan di kampung dekat perbatasan, memberi bantuan kepada masyarakat yang mengalami kesulitan termasuk memberikan penyuluhan pertanian.
"Sebelumnya kan para prajurit ini sudah menjalani pembekalan, serta sejumlah pelatihan dalam pratugas yang diberikan oleh berbagai instansi yang berwenang. Jadi mereka siap berbakti menolong masyarakat," kata Subiyanto.
Prajurit tersebut akan menempati 55 pos di sepanjang perbatasan. Jarak pos dengan perbatasan bervariasi. Ada yang sangat dekat dengan pos seperti di Pos Gabma dan Sebuku di Nunukan, ada yang masih sehari perjalanan berjalan kaki, ditambah setengah hari naik perahu bermesin tempel dari kampung terjauh, seperti di hulu Sungai Bahau di Malinau. (Dkn).
Selain itu, para prajurit akan terlibat dalam berbagai kegiatan bakti TNI, antara lain menjadi guru, membantu guru setempat mengajar di sekolah dan di kampung dekat perbatasan, memberi bantuan kepada masyarakat yang mengalami kesulitan termasuk memberikan penyuluhan pertanian.
"Sebelumnya kan para prajurit ini sudah menjalani pembekalan, serta sejumlah pelatihan dalam pratugas yang diberikan oleh berbagai instansi yang berwenang. Jadi mereka siap berbakti menolong masyarakat," kata Subiyanto.
Prajurit tersebut akan menempati 55 pos di sepanjang perbatasan. Jarak pos dengan perbatasan bervariasi. Ada yang sangat dekat dengan pos seperti di Pos Gabma dan Sebuku di Nunukan, ada yang masih sehari perjalanan berjalan kaki, ditambah setengah hari naik perahu bermesin tempel dari kampung terjauh, seperti di hulu Sungai Bahau di Malinau. (Dkn).